Kemunduran Demokrasi dan Perlawanan dari Masyarakat Sipil

Menyempitnya ruang-ruang publik, kesulitan mengakses pelayanan publik dan mundurnya demokrasi semakin menyuburkan perilaku korupsi di Indonesia. Dibutuhkan kesadaran dan perlawanan dari masyarakat sipil sebagai penerima dampak baik langsung maupun tidak langsung dari situasi saat ini. Perlawanan tersebut bisa menggunakan berbagai cara, salah satunya dengan kampanye kreatif. Transparency International (TI) Indonesia memiliki pengalaman dalam melakukan perlawanan melalui media kreatif. Sejak tahun 2011, TI Indonesia melakukan kampanye kreatif dengan melibatkan pelaku-pelaku kesenian seperti mural, teater, film, puisi dan sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan digitalisasi di abad ini, TI Indonesia mengajak kembali para pelaku seni untuk melawan dan merebut kembali demokrasi yang berjalan mundur. “Problem korupsi dan kemunduran demokrasi perlu direspon oleh banyak pihak, termasuk jaringan seniman. Seniman dapat berkontribusi dalam menyikapi persoalan yang sedang terjadi di Indonesia”, kata Peneliti TI Indonesia Agus Sarwono dalam workshop yang digelar bersama pelaku seni kreatif pada 24 November 2022 di Ekosistem Gudskul, Jakarta Selatan.

Sementara itu, Ketua Yayasan lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhamad Isnur, S.H.I. mengatakan, dalam 7 tahun terakhir menurut catatan YLBHI, demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia dalam keadaan yang sangat mundur”. Hal ini ditandai dengan banyak hal diantaranya; pertama, demonstrasi kembali dianggap kegiatan terlarang, kedua, operasi militer ilegal, pembunuhan di luar proses hukum tanpa pemulihan. Ketiga, jalannya pemerintahan yang korupstif, dan 4. Pembangunan skala besar tanpa bertanya dan mendengarkan keinginan rakyat serta berdampak pada perampasan ruang hidup rakyat”, tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *