Reformasi ‘98 yang telah dilakukan oleh kaum muda negeri ini terasa miris karena masih belum bisa membawa kehidupan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Satu contohnya adalah korupsi yang masih mengakar kuat. Hal itu jadi perhatian Darius Sinathrya.
Seperti halnya dalam sepakbola. Dimana terjadi pergantian pemain yang berlaga di lapangan, demikian pula dengan aksi korupsi. Mirisnya, kasus korupsi di dalam negeri tak hanya dilakukan oleh generasi tua, namun juga anak muda.
“Koruptor semakin muda, faktanya makin kesini begitu. Sebut saja Gayus Tambunan, Angelina Sondakh, dan lainnya,” kata Agus Sarwono selaku Koordinator Program Kampanye & Advokasi Transparency International Indonesia di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Minggu (15/10/2017). Menurutnya, apa yang berkembang seperti sekarang ini harus dilawan.
Dan film menjadi salah satu media yang dianggap mampu memberikan perubahan dengan konten positifnya. Di sini, keterlibatan para pelaku film pun sangat diperlukan. Rencananya, sebuah film yang bertema anti korupsi dari generasi muda bakal dibesut. Darius Sinathrya akan menjadi produsernya, sementara Emil Heradi dan Rahabi Mandra didaulat sebagai sutradara dan penulis skenario.
“Kami coba merangkum nanti, dituangkan dalam bentuk kreatif. Ide cerita berdasar kisah nyata. Benar-benar terjadi. Lalu diadaptasi jadi cerita fiksi. Gambarkan generasi muda yang punya kepekaan, merasa ada yang tidak benar, diungkapkan dengan caranya sendiri,” ujarnya. Lewat media film ini, Darius berharap generasi muda bisa lebih peduli terhadap sebuah kejujuran.
Bagaimanapun, budaya korupsi yang mulai menjangkiti anak muda ini harus dilawan secara bersama-sama. “Film anti korupsi ini adalah model perlawanan anak muda terhadap korupsi,” tegas Agus Sarwono. “Kami ingin mengajak generasi muda untuk peduli lagi terhadap korupsi. Seperti dengan penolakan terhadap korupsi dari hal-hal kecil, harus dibiasakan,” tukas Darius Sinathrya.
Sumber: Bintang.com