Dengan menggandeng Transparency Internasional Indonesia (TII), Lembaga Bantuan Hukum telah mengadakan program “Young Integrity Center” mengenai pengawasan barang dan jasa di wilayah Jawa Timur. Acara yang dilaksanakan 2 hari ini, yakni pada tanggal 14-15 Agustus 2023 bertempat Hotel Sahid Surabaya. Acara yang bertajuk “Pelatihan Audit Sosial untuk Youth Integrity Center Jawa Timur” ini merupakan kelanjutan dari acara “Konsolidasi Organisasi Masyarakat Sipil dan Orang Muda dalam Pemantauan Pengadaan Publik Berbasis Warga di Jawa Timur”.
Moh. Soleh yang merupakan Kepala Divisi Riset, Pengembangan, dan Kerjasama LBH Surabaya menyampaikan jika tujuan dari acara ini adalah karena korupsi pengadaan barang dan jasa menduduki posisi tertinggi dari kasus yang telah terjadi. Di Jawa Timur juga tidak banyak lembaga yang melakukan pemantauan mengenai barang dan jasa. Sehingga, dari pelatihan ini diharapkan ada peran aktif anak muda di Jawa Timur untuk melakukan pemantauan pengadaan barang dan jasa di Jawa Timur.
Acara “Young Integrity Center” diisi dengan berbagai kegiatan juga materi. Pada hari pertama dimulai dengan Teori Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif oleh Abd. Wachid Habibullah, S.H.,M.H., Pengantar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah oleh Wana Alamsyah dari ICW serta materi Korupsi Politik oleh Satria Unggul Wicaksana Prakasa, SH.,MH.
Pada hari kedua, peserta diajak lebih aktif dengan materi Pemantauan Pengadaan Publik dengan pendekatan sosial audit. Para peserta diminta berkelompok untuk menentukan isu yang akan diangkat beserta magnitude dan urgensinya. Selanjutnya, setiap kelompok akan melakukan praktik langsung pemantauan pengadaan publik dengan pendekatan sosial audit. Yang menarik, terdapat role play yang dimana peserta diminta memerankan sebagai Bupati, DPRD, Penyedia, dan Masyarakat.
Iqbal, selaku peserta yang mewakili PPMI DK Surabaya, menyampaikan bahwa ia baru mendapatkan informasi mengenai platform untuk melakukan audit sosial dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Ia juga berharap bahwa acara ini dapat terus berlanjut karena di Kota Surabaya belum ada organisasi yang memantau pengadaan barang dan jasa.
Setelah rangkaian acara ini, terdapat rencana tindak lanjut di mana kelompok peserta akan memilih isu untuk ditindaklanjuti yang setiap kelompok akan didampingi oleh mentor selama proses audit sosial.
Sumber: Pers Mercusuar
Penulis: Zora Calista
Editor: Muhammad Syaifulloh